PURNA PASKIBRAKA INDONESIA KAB. KENDAL
Rabu, 02 April 2014
Proses Pengukuhan Paskibaraka Kabupaten Kendal 2013
Kendal – Bupati dr. Widya Kandi Susanti, MM, mengukuhkan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Jum’at (16/8) di Pendapa Kabupaten Kendal. Dengan mengenakan seragam putih-putih dan berpeci Hitam, sebanyak 70 personil putra-putri anggota Paskibra akan menjalankan tugas pengibaran berdera pusaka Merah-Putih pada upacara peringatan hari ulang Proklamasi Kemerdekaan RI tingkat kabupaten Kendal Sabtu 17 Agustus 2013, di Stadion Madya. Dari wajah para siswa-siswi SMA, SMK dan MA itu nampak ketegangan menjelang acara pengukuhan anggota Paskibra yang merupakan pengalaman pertama bagi mereka .
Sore itu, di hadapan bupati, mereka mengucapkan ikrar dan janji paskibra serta menyatakan pengakuan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disaksikan para pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, yaitu Ketua DPRD, Komandan Kodim, Kepala Kejaksaan Negeri, Ketua Pengadilan serta para pimpinan SKPD dan kepala sekolah ke 70 anggota Paskibra melakukan penghormatan kepada sang Merah Putih dan menciumnya dengan khidmat sebagai tanda penghormatan dan kesetiaan pada Sang Saka.
Menurut penjelasan Budi SB, dari Dinas Pemuda dan Olah raga kabupaten Kendal, sebanyak 70 personil yang terdiri kelompok barisan 17, barisan 8 dan barisan 45 merupakan hasil seleksi dari 350 siswa SLTA. Mereka didaftarkan oleh sekolah-sekolah dari kecamatan-kecamatan se-kabupaten Kendal. Mereka diseleksi dalam 2 tahap dengan berberapai kriteria. Di antaranya, harus memiliki prestasi di bidang akademis, mempunyai kesehatan jasmani dan rohani, berat badan yang ideal dengan tinggi badan. Yaitu 163 Cm bagi anggota putri dan 170 Cm bagi putra, dan ketentuan-ketentuan lain.
Anggota Paskibra Mencium Sang Saka Simbul Penghormatan dan Kesetiaan DSC 2848Bupati dan Pimpinan Forkompida Foto Bersama Paskibra DSC 2865Bupati Kenakan Selempang pada Komandan Paskibra Angga Prasetyo DSC 2815Sebelum dikukuhkan untuk menjalankan tugas sebagai anggota Paskibra, mereka telah digembleng terlebih dulu dengan berbagai materi latihan selama 21 hari. Dinas Pemuda dan Olah raga Kendal memberikan materi-materi umum, antara lain, pengetahuan umum kenegaraan dan kebangsaan, sejarah nasional dan pendalaman karakter bangsa. Untuk memantapkan pelaksanaan tugas mereka juga diberi latihan kepemimpinan lewat kegiatan orientasi, out bond, dan lain-lain.
Menjelang pelaksanaan tugas, selama 3 hari dari tanggal 15 sampai 17 Agustus, 70 generasi muda harapan bangsa itu dikarantina untuk menjaga kondisi yang mantap. Koordinator Tim instruktur paskibra dari Kodim Kendal, Siswanto, menjelaskan, jumlah seluruh anggota paskibra sebanyak 71 orang. 70 personil menjadi anggota paskibra kabupaten dan 1 orang personil dikirim menjadi salah satu anggota Paskibra di tingkat provinsi Jawa Tengah. Dari Kodim telah membekali mereka dengan materi meliputi pembinaan fisik, disiplin dan mental, serta gerakan dasar PBB dan berbagai variasi latihan.
Sekda Serahkan Sang Merah-Putih
Pagi hari (Sabtu, 17/8) menjelang pelaksanaan tugas pengibaran bendera, pukul 6 pagi seluruh anggota Paskibra telah berkumpul di depan Pendapa Kabupaten didampingi para instruktur dari Kodim dan Dinas Pemuda dan Olahraga Kendal. Dengan langkah semangat mereka menghadap Sekda Kendal, Ir. Bambang Dwiyono, MT, Di hadapan Sekda Bambang Dwiyono, mereka melaporkan kesiapan mereka untuk menjalankan tugas.
Di antara barisan Paskibra, 2 personil putri dengan baki beralas kain merah maju berdiri tegap menghadap Sekda. Dengan khidmat, sekda menyerahkan 2 bendera Merah-Putih kepada kedua anggota Paskibra untuk dikibarkan pada puncak peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI di Stadion Madya Kendal dan satu disimpan sebagai duplikat.. Upacara penyerahan bendera pagi itu dilakukan secara singkat. Pasukan Paskibra langsung berangkat ke Stadion Madya Kendal untuk melaksanakan tugas kenegaraan dengan di antar 2 buah bus milik Pemkab Kendal. Selamat Bertugas, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Merdeka
Sabtu, 29 Maret 2014
Rabu, 30 Januari 2013
SEJARAH KABUPATEN KENDAL
Nama Kendal diambil dari nama sebuah pohon yakni Pohon Kendal. Pohon yang berdaun rimbun itu sudah dikenal sejak masa Kerajaan Demak pada tahun 1500 - 1546 M yaitu pada masa Pemerintahan Sultan Trenggono. Pada awal pemerintahannya tahun 1521 M, Sultan Trenggono pernah memerintah Sunan Katong untuk memesan Pusaka kepada Pakuwojo.
berikut peta wilayah KABUPATEN KENDAL - JAWA TENGAH
Peristiwa yang menimbulkan pertentangan dan mengakibatkan pertentangan dan mengakibatkan kematian itu tercatat dalam Prasasti. Bahkan hingga sekarang makam kedua tokoh dalam sejarah Kendal yang berada di Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu itu masih dikeramatkan masyarakat secara luas. Menurut kisah, Sunan Katong pernah terpana memandang keindahan dan kerindangan pohon Kendal yang tumbuh di lingkungan sekitar. Sambil menikmati pemandangan pohon Kendal yang nampak "sari" itu, Beliau menyebut bahwa di daerah tersebut kelak bakal disebut "Kendalsari". Pohon besar yang oleh warga masyarakat disebut-sebut berada di pinggir Jln Pemuda Kendal itu juga dikenal dengan nama Kendal Growong karena batangnya berlubang atau growong.
Dari kisah tersebut diketahui bahwa nama Kendal dipakai untuk menyebutkan suatu wilayah atau daerah setelah Sunan Katong menyebutnya. Kisah penyebutan nama itu didukung oleh berita-berita perjalanan Orang-orang Portugis yang oleh Tom Peres dikatakan bahwa pada abad ke 15 di Pantai Utara Jawa terdapat Pelabuhan terkenal yaitu Semarang, Tegal dan Kendal. Bahkan oleh Dr. H.J. Graaf dikatakan bahwa pada abad 15 dan 16 sejarah Pesisir Tanah Jawa itu memiliki yang arti sangat penting. Sejarah Berdirinya Kabupaten Kendal
Adalah seorang pemuda bernama Joko Bahu putra dari Ki Ageng Cempaluk yang bertempat tinggal di Daerah Kesesi Kabupaten Pekalongan. Joko Bahu dikenal sebagai seorang yang mencintai sesama dan pekerja keras hingga Joko Bahu pun berhasil memajukan daerahnya. Atas keberhasilan itulah akhirnya Sultan Agung Hanyokrokusumo mengangkatnya menjadi Bupati Kendal bergelar Tumenggung Bahurekso. Selain itu Tumenggung Bahurekso juga diangkat sebagai Panglima Perang Mataram pada tanggal 26 Agustus 1628 untuk memimpin puluhan ribu prajurit menyerbu VOC di Batavia. Pada pertempuran tanggal 21 Oktober 1628 di Batavia Tumenggung Bahurekso beserta ke dua putranya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Dari perjalanan Sang Tumenggung Bahurekso memimpin penyerangan VOC di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1628 itulah kemudian dijadikan patokan sejarah lahirnya Kabupaten Kendal.
Perkembangan lebih lanjut dengan momentum gugurnya Tumenggung Bahurekso sebagi penentuan Hari jadi dinilai beberapa kalangan kurang tepat. Karena momentum tersebut merupakan sejarah kelam bagi seorang tokoh yang bernama Bahurekso. Sehingga bila tanggal tersebut diambil sebagai momentum hari jadi dikhawatirkan akan membawa efek psikologis. Munculnya istilah "gagal dan gugur" dalam mitologi Jawa dikawatirkan akan membentuk bias-bias kejiwaan yang berpengaruh pada perilaku pola rasa, cipta dan karsa warga Kabupaten Kendal, sehingga dirasa kurang tepat jika dijadikan sebagai pertanda awal mula munculnya Kabupaten Kendal.
Dari Hasil Seminar yang diadakan tanggal 15 Agustus 2006, dengan mengundang para pakar dan pelaku sejarah, seperti Prof. Dr. Djuliati Suroyo ( guru besar Fakultas sastra Undip Semarang ), Dr. Wasino, M.Hum ( dosen Pasca Sarjana Unnes ) H. Moenadi ( Tokoh Masyarakat Kendal dengan moderator Dr. Singgih Tri Sulistiyono. serta setelah diadakan penelitian dan pengkajian secara komprehensip menyepakati dan menyimpulkan bahwa momentum pengangkatan Bahurekso sebagai Bupati Kendal, dijadikan titik tolak diterapkannya hari jadi. Pengangkatan bertepatan pada 12 Rabiul Awal 1014 H atau 28 Juli 1605. Tangal tersebut persis hari Kamis Legi malam jumat pahing tahun 1527 Caka. Penentuan Hari Jadi ini selanjutnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah ( PERDA ) Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2006, tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kendal ( Lembaran Daerah no 20 Tahun 2006 Seri E nomor 15 )
Pemerintahan Kabupaten Kendal Sekarang dan Jaman Doeloe
Kaiwungu pernah berjaya sebagai pusat pemerintahan sejak awal berdirinya Kabupaten Kendal. Namun karena kondisi perpolitikan di pusat Mataram pada waktu itu dan adanya pertimbangan untuk perkembangan pemerintahan, menyebabkan pusat pemerintahan tersebut pindah ke kota Kendal hingga sekarang. Sehingga akhirnya Kaliwungu hanya digunakan untuk tempat tinggal kerabat Ayahanda Bupati yang sering disebut sebagai Kasepuhan. Sedangkan pemerintahannya dijadikan sebagai daerah administrasi yaitu Distrik Kaliwungu.
Langganan:
Postingan (Atom)